
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Karyo Adalah seorang pria lajang asli banyumas, Ia berprofesi sebagai seorang penarik gerobak sayur di sebuah pasar tradisional di bilangan jakarta selatan. Berperawakan sedang ukuran rata-rata, tinggi tidak, pendek tidak, jelek nggak, cakep pun ngga. Kulit sawo matang cenderung hitam agak berminyak, karena profesi sebagai penarik gerobak postur tubuh menjadi ideal tanpa fitness. Maklum, seorang penarik gerobak lebih banyak menggunakan otot ketimbang otak, sehingga secara tidak sengaja otot akan terbangun dengan sendirinya.
Jam kerja Karyo jam 3 sore hingga jam 12 malam, melayani para pedagang-pedagang pasar, membawa barang dagangan atau pembeli membawa pulang barang belanjaan. Dari sekian banyak langganan Karyo ada seorang pedagang sayuran dan bumbu dapur bernama Sari yang begitu dekat dengan Karyo. Karena kebetulan pangkalan gerobak Karyo berada di depan counter atau tepatnya lapak dagangan mbok Sari. Hubungan bisnis mereka tergolong dekat sampai-sampai pembayaran ongkos gerobak di bayar bulan oleh mbok Sari.
Mbok Sari berasal dari salah satu desa di indramayu, kulitnya hitam berwajah manis, dengan tinggi sedang tetapi memiliki sepasang buah dada ideal yang sering membuat mas Karyo melihat dengan sudut matanya, ukuran cukup mantap sekitar 34 atau 35. Sari telah bersuami dan dia bernama Tatang yang tinggal di kampung mengurus sawah dan bebek hasil berjualan Sari di kota. Sari pun menyadari kalau Karyo sering melirik kepadanya, tetapi dia tidak begitu mempedulikan bahkan cenderung semakin berani mengekspos bagian-bagian tubuhnya yang dapat mengundang hasrat birahi Karyo, malah kadang tatapan Karyo dan Sari seringkali bertemu yang akhirnya mereka saling senyum tanpa mengerti arti kejadian tersebut.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Pada suatu pagi Karyo mendapat telpon dari pamannya di kampung yang mengabarkan bahwa bude Yuli membutuhkan biaya untuk berobat karena sakit. Bude Yuli adalah orang yang membesarkan Karyo ketiga dia di tinggal oleh orang tuanya transmigrasi ke Lampung. Karyo memang dekat dengan budenya yang satunya ini karena ia ingin membalas jasa budenya. Karyo bingung karena saat ini ia tidak memiliki uang. Uang di kantong hanya cukup untuk makan nanti siang.
Dalam kebingunganya, Karyo teringat relasinya di pasar yah Sari, ia akan mencoba meminjam uang kepadanya, atau paling tidak ia mencoba meminta bayaran gerobak di muka sehingga ia dapat segera mengirim uang tersebut ke budenya yang sedang sakit di kampung. Bergegas ia menuju rumah petakan Sari yang terletak di belakang pasar tempat ia berdagang. Kontrakan Sari merupakan rumah petakan kumuh terbuat dari tripleks dan di cet apa adanya, rapat dan berhimpatan satu dengan lainnya. Petakan ini memang kebanyakan di huni oleh sesama pedagang di pasar.
Tidak berapa lama Karyo tiba di petakan Sari, suasana petakan sepi karena jam segini sekitar jam 9 sampai jam 11 kebanyakan penghuni pergi ke pasar induk kramat jati untuk membeli barang dagangan. Karyo sedikit cemas, jangan-jangan Sari juga pergi belanja ke pasar induk. Dengan ragu-ragu Karyo mencoba mengetuk pintu petakan Sari, sepi tidak terdengar jawaban, kembali Karyo menjadi ragu apakah Sari ada di petakan. Ia kembali mencoba mengetuk pintu, tidak juga ada jawaban, ketika Karyo mulai merasa putus asa, terdengar suara penghuni sebelah petakan, seorang nenek tua, ibu dari seorang pedagang di pasar yang juga Karyo kenal mengatakan bahwa Sari sedang mandi di MCK dekat musola sekitar 25 meter dari petakan Sari.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
”Tunggu aja di dalam mas, mbak Sari sebentar lagi juga selesai” ujar nenek tetangga Sari.
”Baik nek, tak tunggu di sini aja” jawab Karyo dengan logat jawanya yang di haluskan karena menghormati nenek.
Dengan perasaan galau Karyo menunggu Sari, tidak begitu lama Karyo menunggu terlihat Sari tergopong berjalan setengah berlari sambil menutupi bagian dadanya yang nampak tercetak dua bukit kembar. Karena Sari tidak menggunakan handuk melainkan menggunakan daster tidurnya yang telah tipis apalagi setengah basah kena air ketika ia mandi di MCK tadi.
”Weh ada mas Karyo, ada apa mas tumben kesini, ada perlu sama aku” Sari nyerocos sambil tetap bejalan menuju pintu petakannya.
>”Ya mbak aku ada perlu nih” ( Sari menyuruh Karyo masuk kepetakannya, karena ia tidak enak bicara di luar, ia berpikir tidak mungkin mas Karyo pagi-pagi begini kepetakannya kalau tidak ada perlu apalagi Sari melihat wajah Karyo tampak sedih).”Ada apa Mas, sepertinya lagi sedih nih” Tanya Sari
”Aku butuh uang Mbak, Budeku di kampung sakit, beliau minta aku mengirim uang untuk biaya berobat”, (mata Karyo tidak lepas dari cetakan dada yang amat jelas di dada Sari).
Dasar, wong lagi bingung kok matanya tetap ke susuku” pikir Sari.
”Sakit apa ?” ( Sari mencoba menyakinkan, dengan tidak berusaha lagi menutupi cetakan susunya seperti tadi saat ini berlari dari MCK menuju petakannya ).
Pikirnya toh mas Karyo sering juga menatapnya pada saat ini berdagang.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
”Saya nggak tau, tapi mereka meminta saya mengirim uang untuk berobat, mba boleh saya minta bayaran gerobak untuk bulan depan mbak” dengan setengah menunduk Karyo mengungkapkan maksudnya kepada Sari.
>”Mas Karyo butuh berapa” tanya Sari
”Ya sejumlah bayaran upah saya aja, mba, 185 ribu” jawab Karyo dengan masih tetap menunduk.
>”Sebentar ya mas” Sari beranjak ke balik hordeng biliknya, entah apa yang akan di lakukan Karyo bertanya-tanya
Sejenak Karyo dapat menilik benda-benda yang ada di petakan Sari, sebuah termos, 2 buah gelas kaca yang sudah tidak bening lagi, sebuah kasur butut dan radio kecil serta sebuah changer hp masih menempel di stop kontak. Dan apa itu, sebuah BH dan celana dalam yang rendanya mulai terurai benangnya milik Sari tergantung di jemuran di dalam petakan, mungkin malu kalau di jemur di luar. Karyo mengenali BH tersebut karena sering di gunakan oleh Sari.
”Ini mas 200 ribu, aku buletin uangnya, sekalian aku membantu mas yang lagi ketimpa musibah, mudah-mudahnya bude Yuli cepat sembuh” suara Sari mengejutkan Karyo yang sedang browsing sekitang petakan Sari.
>”Aduh terima kasih mbak” mata Karyo bersinar-sinar karena Sari berkenan menolongnya.
>”Uang ini saya titipkan pada Yanto, tukang ketoprak tetangga kampungku yang kebetulan nanti sore akan pulang kampung”.
>”Ya sudah cepat sana, nanti keburu Yanto tidak ada” ucap Sari
”Tanpa ba-bi-bu Karyo segera kerumah Yanto, situkang ketoprak yang akan pulang kampung.
>”Yan… ini aku titip buat bude Sakem yang sedang sakit 190 ribu rupiah, yang 10 ribu untuk nambahin ongkos kamu, sekalian salam dan katakan aku belum bisa pulang ”
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Adalah menjadi kebiasaan di lingkungan Karyo, saling menitip uang apabila ada seorang kerabat, tetangga kampung atau teman yang akan pulang kampung. Karyo juga telah beberapa kali di titipi oleh Yanto. Memang mereka tidak mengenal adanya transfer uang lewat bank.
”Baik nanti aku sampaikan Yo… wis kamu ndak usah bingung, semoga nggak ada apa-apa” ucap Yanto.
”Terima kasih To..hati-hati ya.” Karyo berucap sambil permisi kepada sahabatnya yang telah berkenan menerim titipan uang darinya untuk bude yang sedang sakit di kampung.
Kembali terbayang wajah bude Yuli, wajah yang teduh dan rela mengurus dan menganggapnya sebagai anak, wajah yang penuh kedamaian. Bagiamana budenya mengajarnya setiap malam, bagaiamana budenya menemani saat ia makan, semua kembali terbayang. Tapi karena faktor usia, saat ini beliau sedang tergolek lemah di kampung.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Tiba-tiba ingatannya kembali ke Sari, ia belum mengucapkan apapun kepadanya apalagi terima kasih setelah ia menjadi dewa penolong baginya. Karyo kembali menuju petakan Sari, untuk mengucapkan terima kasih atas pertolongan yang telah ia berikan.
Tidak berapa lama Karyo telah tiba di muka petakan Sari, Karyo langsung menyeruak masuk tanpa mengetuk lebih dulu. Terbelalak Karyo melihat pemandangan yang nampak di dalam, saat itu Sari sedang mengeringkan badannya dengan daster tipis sebagai pengganti handuk. Sari hanya menggunakan handuk untuk menutupi kemaluannya, sedangkan dua buah bukit kembarnya tertutup BH warna putih cenderung sudah menjadi cream yang tampaknya tidak dapat menampung isinya. Karyo tidak pernah membayangkan kalau payudara Sari begitu indahnya besar, putih dan masih seperti orang belum bersuami, mungkin karena jarang di sentuh oleh suaminya.
Mereka berdua terkesima, Karyo terbelalak menyaksikan pemandangan tersebut sedangkan Sari hanya diam seribu basa karena tidak tau apa yang harus di lakukannya.
Tiba-tiba kedua mata mereka saling bertemu satu dengan yang lainnya, saling bertatapan dengan tetap tanpa suara, saat itu naluri sebagai manusia yang bicara, Karyo mendekat sementara Sari masih tetap diam tanpa bahasa, sementara bibir Karyo mulai mendekat bahkan dekat sekali ke kening Sari.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Sari merasakan hembusan birahi Karyo, akhirnya ia merasakan sebuah ciuman lembut mendarat di keningnya, ia memejamkan mata tak tau harus menikmati atau apa yang harus di lakukan sementara, karena lembutnya kecupan Karyo, birahinya pun mulai terusik, apalagi setelah kecupan Karyo turun ke pipi kemudian terus turun menelusur hingga sampai pada bibirnya.
Hangat sekali kecupan Karyo, kecupan yang memang telah lama tidak ia rasakan, lidah Karyo lincah bermain di dalam mulutnya yang mau tidak mau mengundang hasratnya untuk melayani permainan lidah dan bibir Karyo.
Tangan kanan Karyo mulai menelusuri bagian belakang Sari yang memang tidak terbungkus apa-apa hanya seutas tali BH yang masih menggantung di sana, di usapnya lembut pinggung dan pantat Sari, kemudian tangan kirinya mulai menelusur di perut Sari sehingga menimbulkan sensasi yang tidak terkira bagi pemiliknya.
Ehhhh…………..Sari berguman menikmati usapan dan belaian serta kecupan bibir Karyo, di tambah lagi tangan kiri Karyo semakin mendekati dua bukit kembar miliknya yang masih terbungkus BH, sensasi yang di rasakan semakin nikmat. Tangan kanan Karyo naik dari pantat menuju pengait tali BH Sari dan dengan sentuhan halus, BH itu sudah terlepas dan meluncur turun sampai tertahan oleh handuk penutup kemaluan Sari.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Tampaklah oleh Karyo dua bukit kembar milik Sari yang kini bebas menggantung tanpa penghalang. Karyo semakin bersemangat dari semula mengusap, membelai, Kemudian kini sudah sampai pada tahap meremas, apa saja yang ia remas pantat, perut, pinggul hingga payudara Sari tidak luput dari remasannya. Hal ini semakin memuat Sari tidak berdaya, ia benar-benar di mabuk nafsu yang di bangkitkan oleh Karyo seorang penarik gerobak langganannya. Ia tidak ingat lagi suaminya di kampung, ia lupa segalanya.
Sedikit demi sedikit Karyo mendorong tubuh Sari ke arah kasur butut milik Sari yang hanya menurut saja oleh dorongan tubuh Karyo hingga ia menurunkan tubuhnya dan duduk di kasur. Karyo mengikuti gerakan Sari menuju tempat tidur mulutnya kini bermain lincah memainkan puting susu Sari. Seakan tidak puas hanya mengecup dan mengisapnya tanggan kirinyapun ikut membantu meremas-remas bukit kembar milik Sari.
Dengan dorongan Karyo kini tubuh Sari sudah tergolek di kasur tanpa penutup dada hanya handuk yang tidak mampu lagi menutupi kemaluannya karena tersingkap oleh gesekan-gesekan tubuh mereka.
Kebiasaan Sari, sehabis mandi ia hanya menggunakan handuk sebagai penutup barang miliknya yang paling berharga tanpa celana dalam, sedangkan bagian dada hanya di bungkus BH (mending BH-nya bagus). Seringkali ia berpakaian seperti ini kerap melakukan sambil beraktivitas di petakannya.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Kebiasaan seperti ini memudahkan Karyo untuk melakukan aksinya. Kembali ia mengecup bibir Sari yang memang sudah menunggu aksi Karyo berikutnya. Gejolak birahi yang di rasakan segera menghempas segalanya. Statusnya sebagai istri dari Tatang seorang petani dan pemelihara bebek di kampung tidak lagi ia ingat. Apalagi tangan kanan Karyo mulai membuka handuk lusuh satu-satunya yang masih ia kenakan sebagai penutup kemaluannya.
Dengan sekali tarik, tampaklah oleh Karyo kemaluan Sari di hadapannya, rambut kemaluan yang tebal berwarna hitam tampak acak-acakan tak terawat menutupi bibis vagina milik Sari. Pantulan cahaya matahari yang menerobos lewat celah dinding petakan Sari membantu memberikan penerangan bagi Karyo untuk sejenak mengamati kemaluan Sari. Ia kagum dengan Sari kemaluan Sari yang tampak menonjol persis kue apem yang adonananya sempurna.
Sari agak risik melihat Karyo memandang vaginanya, seperti hendak melihat seluruhnya. Tak habis akal, tangan Sari mengapai tonjolan di selangkangan Karyo yang memang sejak tadi menuntuk untuk di jamah. Sejenak Karyo terhenyak ketika tangan Sari mendarat di kemaluannya. Namun hal itu tidak terlalu lama, karena kenikmatan dan sensasi yang ia rasakan amatlah menghanyutkan. Apalagi Sari mulai mencoba memasukkan tangannya kedalam celana Karyo. Karyo tak sabar segera ia memelorotkan celana sekaligus CD-nya, agar kenikmatan yang ia rasakan semakin terasa. Kaos berlambang salah satu Caleg Partai tertentu yang ia gunakan juga tak luput ia lepaskan.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Tampaklah oleh Sari tubuh hitam, kekar karena sering menarik gerobak sayur milik Karyo mengkilap karena keringat dan torehan cahaya matahari. Belum hilang rasa kagum Sari terhadap kekekaran tubuh Karyo, ia merasakan sesuatu menyentuh kemaluannya. Yah tangan Karyo mulai mengusap rambut kemaluan Sari yang tidak di sangka bahwa seorang penarik gerobak mempunyai gaya bercinta yang romantis tidak seperti suaminya di kampung, cek-ecek-ecek sudah boro-boro ada pemanasan, terlalu terburu-buru, maklum katanya ia harus melihat aliran air di sawah, apakah bendungan yang ia buat dapat mengalir keseluruh bagian sawahnya dengan sempurna. Jangankan orgasme bagi Sari terkadang terangsang pun belum. Lain halnya dengan Karyo yang rada sabaran dalam memacu birahinya.
Tidak puas hanya dengan membelai Karyo mulai menusuk-nusukan jari manisnya ke vagina Sari yang telah basah oleh cairan birahinya, hangat dan licin yang di rasakan Karyo. Ehh…ehh…Sari meracau merasakan kenikmatan sentuhan tangan Karyo ke dalam kelaminnya. Karyo terus beraksi hingga ia tak tega melihat Sari meracau tidak menentu, mengelengkan kepalanya kekanan dan kekiri karena nikmatnya, apalagi tangan Sari beraksi di kemaluan Karyo mulai tidak menentu kadang mengusap kadang menggosok kadang memencet.
Di samping itu birahi Karyopun telah meninggi, akhirnya entah siapa yang memulai Karyo yang semangat menindih tubuh Sari, atau Sari yang tak sabar menarik tubuh Karyo untuk segera menindih dan memasukkan alat kelaminnya kedalam kemaluannya. Tangan Sari tetap di kemaluan Karyo untuk segera membimbingnya menuju lubang vaginanya, Sejenak Karyo menggosok-gosokkan kemaluan miliknya ke vagina Sari.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Sari mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, Karyo menusukkan kemaluannya… blesss…blesssssssssssss…Sari menggit bibir merasakan kenikmatan kemaluan Karyo meluncur kekemaluannya yang memang telah lama tidak di jamah oleh suaminya karena ia lama tak pulang kampung. Biasanya sebulan dua kali atau tiga kali ia pulang, tapi sudah dua bulan ini ia belum dapat pulang kampung, karena pasar sedang ramai menjelang pemilu.
Hampir seluruh kemaluan Karyo membenam di vagina Sari, sejenak mereka terdiam, masing-masing merasakan nikmatnya bersenggarama. Bagi Karyo ini adalah kenikmatan yang tak terhingga yang pernah ia rasakan, karena selama ini paling-paling hanya sabun mandi, tetapi karena telah beberapa kali menonton film biru bersama-teman sesama penarik gerobak, atau pengalaman mengintip tetangga di sekitar tempat ia mengontrak rumah dan karena nalurinya ia dapat menjalankan peran dengan baik.
Selang beberapa saat mulailah Karyo menaik-turunkan tubuhnya menindih tubuh Sari, bunyi kecipak karena beradunya kelamin mereka dan dengusan nafas keduanya semakin menambah sensasi bagi mereka. Suasana pagi menjelang siang, di mana matahari nampak mulai meninggi semakin menambah suhu di dalam petakan Sari dan sekaligus menambah gejolak birahi mereka. Memang seputar petakan Sari pada jam-jam seperti ini terasa lebih sepi, karena sebagian besar anak-anak sedang bergelut dengan kegiatan sekolah, sementara orang tua mereka yang kebanyakan para pedagang di pasar, sedang belanja barang daganganya, paling-paling hanya beberapa anak yang belum sekolah yang tinggal di rumah atau seperti nenek tadi yang memberi tahu Karyo bahwa Sari ada di dalam petakannya.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Mas…mas..mas… ehm..ehh..ehh desahan Sari semakin tidak menentu, hal ini semakin memacu birahi Karyo, dari pelan kemudian sedang kemudian cepat secara berulang-ulang Karyo menghujamkan kelaminnya kedalam vagina Sari. Uhg..uhg..mba..mba..Karyo mulai menimpali desahan Sari di iringi dengan dengus nafasnya laksana banteng ketaton.
Terasa oleh Karyo Sari mengangkat tubuhnya semakin tinggi dan gerakan kepalanya kekiri dan kekanan semakin cepat di tambah lagi dengan desahannya yang semakin tidak menentu, menandakan puncak birahinya akan segera tercapai. Mas…mas..aku..aku..ahhhhhhhhh. akhirnya meletuslah lahar birahi kenikmatan Sari. Kedua tangganya menarik kencang tubuh Karyo agar menghimpit tubuhnya sambil menjerit perlahan menandakan kenikmatan yang tiada terkira.
Sementara Karyo juga mulai merasakan hasratnya akan segera terpenuhi, dengan kecepatan maksimal ia mamacu menaikturunkan tubuhnya menindih tubuh Sari yang nampak tak berdaya setelah mengalami orgasme. Keringat mengucur deras hari tubuh hitamnya eh..eh..ehhhhh aku keluar mba…ahhhh. Tak terbayangkan nikmat yang di rasakan Karyo, terasa dari ujung jari kaki sambil keubun-ubun ia rasakan, sejenak ia terdiam dengan tetap menindih tubuh Sari yang juga ikut menikmati semburan sperma Karyo di rahimya. Nafas Karyo tidak menentu, seluruh tenaganya terkuran di akhir permainan tadi.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Keduanya nampak terkulai lemas, setelah menikmati permainan mereka, Sari nampak terdiam sementara Karyo tidak tau apa yang harus ia ucapkan. Akhirnya keduanya tertidur dengan tubuh masih telanjang tanpa sehelai benangpun.
Sari…Sari….Sari…sayup-sayup Sari mendengan seorang memanggil namanya, antara sadar dan tidak sadar seperti bermimpi.
Sari…Sari….Sari kembali terdengan suara panggilan dengan logat Batak yang kental, keduanya terbangun Sari tersentak begitu juga dengan Karyo.
Setelah berulang kali barulah Sari bangun membuka pintu petakan tempat tinggalnya. Dengan pakaian sekenanya, yaitu kain jarik panjang yang biasa di gunakan untuk membawa dagangannya. Rupanya si Butet yang datang hendak menagih uang cicilan yang harian utang Sari kepadanya. Butet layaknya bank keliling di pasar tempat Sari berdagang, ia meminjamkan sejumlah uang kepada para pedangan dan di cicil setiap hari, minggu atau bulan tergantung perjanjian, jangan tanya soal besaran bunga, pasti lebih besar dari bank, tapi para pedangan lebih suka ke si Butet ketimbang ke Bank, karena prosedur mudah, cepat dan tidak perlu KTP, KK dan Slip Gaji (he..he.. pengalaman kredit di bank nih).
Ia menyodorkan uang Rp. 15.000 kepada si Butet.
”Siang-siang begini rupanya tidur kau” seru Butet masih dengan logat yang Batak yang kental.
Sari hanya tersenyum sambil kembali menutup pintu, meninggalkan kebingunan Butet.
”Bah…malas kali kau rupanya” omel Butet.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Lain hal dengan Sari, sejenak ia kembali ketempat mereka bertempur tadi. Di kasur tipisnya tidak lagi ia temui Karyo, tetapi hanya sebuah kaos kucel dan kusut berlambang caleg. Kemanakah gerangan Karyo.” Belum hilang kebingungan Sari, Karyo muncul dari belakang lemari plastik bergambar kembang yang sudah bolong di sana-sini milik Sari. Rupanya Karyo bersembunyi di sana, saat tadi si Butet datang. Ia takut kalau-kalau butet melihatnya sedang berada di patakan Sari, pasti kacau urusan.
<p>Sari memandang Karyo yang muncul dari balik belakang lemari dengan pakaian setengah telajang dan menyadari kondisi tubuhnya yang masih tanpa mengenakan penutup kecuali jariknya. Barulah ia sadar akan apa yang terjadi, ia telah menghianati suami, telah menyerahkan sesuatu yang seharunya hanya ia berikan kepada suaminya tidak kepada Karyo, menunduk ia sambil menangis.
Sementara Karyo tidak tau apa yang harus di lakukan,
”maafkan aku mbak…maafkan aku, hanya itu yang keluar dari mulut Karyo. Sari masih saja tertunduk sambil menangis, kedua tangannya di letakkan di atas pahanya. ”Kamu nggak salah Karyo, aku yang salah”. Keduanya kembali terdiam.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Karyo mencoba kembali membangun kekakuan suasana dengan mendatangi Sari dan membelai rambutnya, lembut sekali Karyo melakukan itu. Berulang-ulang tangannya mengusap rambut Sari, pundak dan belakang tubuh Sari yang duduk menggeloso di lantai.
”aku minta maaf mba” sekali lagi Karyo berucap lirih.
Sari menjatuhkan kepalanya di dada Karyo sambil mengangkap kepalanya dan berucap sama sperti yang ia ucapkan tadi.
”Kita sama-sama bersalah Karyo” tambahnya.
Seksi sekali bibir Sari saat mengucapkan itu di mata Karyo. Ingin sekali ia mengecup bibir seksi itu, tapi ia masih ragu karena Sari masih menenteskan air mata. Sementara, belaian tangan Karyo di kepala pundak dan belakang tubuhnya kembali mengusik birahi Sari. Yang memang sudah lama tidak tersentuh suaminya. Setan terus menggoda membisikkan kata-kata birahi kepada keduanya.
Akhirnya Karyo tak tahan dan dengan yakin ia mengecup bibir Sari. Apalagi ia merasakan ada reaksi di bibir dan tubuh Sari. Karyo semakin berani usapan pada tubuh bagian belakang sampai telinga. Mau tidak mau membangkitkan kembali hasrat seksual Sari. Ia sedikit beringsuk kekiri meluruskan tubuhnya, hingga berhadap-hadapan dengan Karyo sambil tetap menerima rangsangan dari bibir Karyo. Tangannya mulai mencari, apa yang seharusnya ia lakukan. Mencari sesuatu di selangkangan Karyo yang memang sudah kembali terbangun dan siap beraksi.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Tegang dan keras serta mengkilap di bagian kepala sesaat ia mencuri pandang saat Karyo mengecup bibirnya. Karyo agak terkejut dan sedikit mengangkat pantatnya manakala tangan Sari menyentuh kelaminnya. Kini kecupannya tidak lagi di bibir Sari, tetapi sudah kepipi. Kemudian turun keleher, dan sampailah pada bagian atas dada Sari. Terus turun di antara dua bukit kembarnya, tangan kirinya menggapai buah dada Sari sebelah kiri. Sementara mulutnya mengecup halus puting susu Sari sebelah kanan sambil menjilat dan mengigit secara lembut.
Sari mendorong tubuhnya kemuka sementara tangan kirinya merapatkan kepala Karyo dan menyodor kedua payudaranya. Tenggelam wajah Karyo di dada Sari, sementara tangan Sari semakin keras mengenggam penis Karyo. Sambil terus menaik-turunkan tangannya, mengusap dan mengocok penis Karyo. Beberapa lama aksi ini mereka lakukan, hingga akhirnya terdengar suara Sari.
“mas…mas…mas Karyo sekarang, aku nggak tahan”. Narto mendorong tubuh Sari ke kasur tipis dengan kepalanya tetap payudara Sari, yang mengikuti gerakan Karyo menidurinya.
Birahi Mbok Sari Sang Pedagang Sayur di Pasar.Onobecek.com-
Penis Karyo yang sudah menegang maksimal, sementara vagina Sari telah basah kuyup sejak sesekali tangan Karyo menjamahnya. Mudah bagi Karyo memasukkan penisnya ke vagina Sari, hangat ia rasakan menjalar di batang kelaminnya. Sejenak berhenti, kemudian maju dan mundur secara berirama Karyo menggenjot Sari. Sementara Sari begitu menikmatinya, kain jarik menutup tubuhnya tapi sudah tak tahu entah kemana. Nikmat sekali ia rasakan sodokan Karyo di kelaminnya, terus…terus…terus…ahh..ahh, ia mendesah tak teratur.
Birahi yang di bangkitkan Karyo melalui penis dan kecupan pada bibir payudara. Serta usapan pada belakang telinga, dan bisikan-bisikan mesra yang di ucap oleh Karyo, membuat Sari semakin mendekati puncak kenikmatan.
ahh..ahhh..ahhhh..aku mau saampaai..terusssss, makin tidak karuan ucapan Sari. Hingga akhirnya meledaklah birahi Sari di iringi dengan semakin maksimalnya hujaman-hujaman penis Karyo yang juga akan sampai pada puncaknya.
Bersamaan mereka mencapai hasrat birahinya, nafas kedua memacu tak karuan sementara keringat mengucur dari kedua tubuh mereka. Karyo masih menindih tubuh Sari, sampai ketika ia sadar ia harus segera bekerja menarik gerobak sayurnya. Sementara Sari juga tersadar bahwa ia harus segera kelapak dagangnya. Akhirnya waktu menghentikan pertempuran mereka sebelum keluar dari petakan Sari, Karyo masih sembat mengecup bibir dan mengusap payudara Sari. Sementara Sari terseyum sambil memegang kedua payudaranya menyuguhkan kepada Karyo seakan menantang.
Sejak kejadian itu mereka beberapa kali kembali mengulanginya setiap ada kesempatan. Kadang di petakan Sari, kadang di tempat Karyo. Bahkan mereka pernah melakukannya di rel kerata api belakang pasar dengan tetap berpakaian.